“Inilah yang diberitakannya: sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak.”
Markus 1:7
Markus dan Lukas memulai catatannya dengan memperkenalkan sang Utusan yakni Yohanes Pembabtis. Ia diperkenalkan sebagai seorang yang berjubah bulu unta, berikat pinggang kulit, dan makanannya ialah belalang dan madu hutan. Hidup sang utusan ini sangat sederhana dibandingkan dengan hidup orang-orang yang menyebut diri “utusan Allah” yang sering keluar masuk bait Allah.
Yohanes penuh kuasa namun sadar tak berkuasa. Seruan pertobatannya menggugah banyak orang untuk datang tetapi dengan jelas ia menyatakan bahwa ia bukanlah yang harus diikuti melainkan “…Ia yang lebih berkuasa dari padaku;…”
Berefleksi dari bagian ini, mari merenungkan seperti apa kita melayani Allah? Apakah dengan kesadaran penuh akan ketidaklayakan kita? Atau sebaliknya? Kiranya Roh Kudus menolong kita untuk senantiasa mengoreksi diri, bertobat, dan melayani dengan rendah hati.
-yr-