Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.”
Luk 4:3
Ketika Tuhan Yesus selesai berpuasa, Iblis datang diwaktu yang tepat, yaitu ketika Yesus lapar akibat puasa. Dan Iblis memulai dengan memakai jurus pamungkasnya: “Jika Engkau Anak Allah, …” Iblis menjatuhkan manusia dengan selalu memulai dengan keraguan akan kemampuan atau kehebatan manusia.
Meragukan membuat orang ingin membuktikan diri, apalagi jika itu menyentuh kesombongan dan martabat dirinya. Manusia sangat rawan dengan pancingan kesombongan, karena ini adalah karakter dosa yang paling mematikan. Ketika seseorang mendapat tantangan: “Jika engkau hebat, maka….” atau “Jika engkau mampu, maka…” maka ia akan berusaha untuk membuktikan bahwa ia memang hebat atau mampu. Ia akan mengumpan kesombongannya dan akhirnya jatuh ke dalam jerat Iblis.
Tetapi ilmu pamungkas yang biasanya tidak pernah gagal menghabisi manusia, kali ini tidak berhasil menjatuhkan Yesus. Bagi Yesus hidup bukan pembuktian, juga bukan pemuasan kebutuhan, tetapi ketaatan. Taat kepada setiap kata yang keluar dari mulut Allah. Bagaimana dengan kita?
-ss-