Tetapi Petrus berkata: “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!”.
Luk 1:72-73
Allah adalah Allah yang dengan rela mengikat perjanjian (kovenan) dengan manusia, makhluk yang justru seharusnya dan selayaknya Ia binasakan. Kovenan (Perjanjian) Allah harus dimengerti dan dilihat sebagai bukti cinta kasih dan kasih setia Allah kepada manusia.
Di dalam menjalankan janji-Nya Allah tidak pernah lalai atau gagal memenuhinya. Inilah yang Zakharia teriakkan dan mengharapkan orang Israel mengerti. Tetapi sebaliknya, justru teriakan ini juga menyadarkan betapa umat Israel seharusnya begitu berterima kasih kepada Allah yang mau mengikat perjanjian, mau berjanji, demi kasih-Nya kepada manusia. Namun, bukannya berterima kasih, orang Israel telah mengkhiatani perjanjian ini.
Manusia seringkali ingin menuntut semua janji yang menguntungkan dirinya, tetapi sebaliknya begitu lalai dan harus ditagih (dan terkadang tetap membangkang ketika ditagih) janjinya.
Seberapa kita sadar celakanya orang yang seringkali menuntut janji Allah, tetapi tidak menuntut diri sendiri untuk memenuhi perjanjian-Nya dengan Allah seturut Perjanjian Allah (Lama dan Baru) di Alkitab.
-ss-