Renungan Harian 09 Oktober 2024

Sebab aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.

Roma 1:16(TB)

Terdapat revisi yang signifikan dalam Alkitab LAI versi TB2. Frasa “aku tidak malu terhadap Injil” menggantikan terjemahan “aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil” yang memang keliru dalam versi TB. Konteks saat penulisan surat Roma dan saat ini serupa dalam adanya tantangan, hinaan, dan berbagai aniaya lain yang dialami oleh orang-orang Kristen. Tetapi Paulus merespons dengan menyatakan bahwa dirinya tidak malu akan Injil karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan. Jadi sikap orang kristen terhadap Injil seharusnya tidak bergantung pada respon orang-orang di sekitar yang menentang, tetapi bergantung kepada realitas bahwa Injil adalah kekuatan Allah. “Tidak malu terhadap Injil” ditunjukkan dengan mengabarkan Injil kepada orang-orang di sekitar kita karena kita yakin hanya Injil yang dapat menyelamatkan mereka yang belum percaya. Menghidupi kehidupan yang berpadanan dengan Injil yang sering dianggap aneh oleh dunia juga adalah bentuk sikap “tidak malu terhadap Injil”. Jadi sungguhkah kita tidak malu terhadap Injil?

-hes-