Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
Lukas 24:31
Episode pasca kebangkitan Kristus ini mengisahkan ironi para murid. Alih-alih pergi ke Yerusalem, dua dari mereka malah menuju Emaus. Sambil berjalan mereka “mendiskusikan” peristiwa menyedihkan yang Yesus alami dan berdampak atas mereka. Saat Yesus bergabung dengan mereka di tengah perjalanan pun belum membuat mereka sadar dan mengenal bahwa Dialah Mesias dan Guru mereka. Barulah saat diadakan Perjamuan Malam—mirip seperti pada malam sebelum Dia disalibkan—dan Yesus memberkati, memecah-mecahkan roti, dan membagikannya bagi mereka barulah mereka disadarkan Siapakah Dia di hadapan mereka itu.
Narasi ini mengingatkan akan ‘kebodohan’ dan ‘kelambanan hati’ kita sendiri, bukan? Kita mungkin fasih dalam membahas berbagai hal, termasuk tentang Kitab Suci, namun apakah “mata” kita sungguh melihat dan mengenal Dia yang kita imani itu?
-san-